12Mahasiswa STIU-WM dianugerahi Sanad Qira'ah Wadi Mubarak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan mukharrij rawi. Berikut ini contoh hadits yang memuat ketiga unsur tersebut. Artinya โ€œTelah menceritakan kepadaku Muhammad bin Maโ€™mur bin Rabiโ€™i al-Qaisi, katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyam al-Mahzumi dari Abu al-Wahid, yaitu Ibnu Ziyad, katanya telah menceritakan kepadaku Utsman bin Hakim, katanya telah menceritakan kepadaku Muhammad bin al-Munkadir dari Amran, dari Usman bin Affan ia berkata Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna sebaik-baik wudhu, keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunyaโ€™.โ€ Muslim Dari nama Muhammad bin Maโ€™mur bin Rabiโ€™il Qaisi sampai dengan Usman bin Affan adalah sanad hadits tersebut. Mulai kata man tawaddaโ€™ sampai kata tahta azfarih, adalah matannya, sedangkan Imam Muslim yang dicatat di ujung hadits adalah perawinya, yang disebut juga mudawwin. B. Identifikasi Masalah 1. Sanad Hadits 2. Matan Hadits 3. Mukharrij 4. Kedudukan Sanad dan Matan Hadits C. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sanad hadits? 2. Apa yang dimaksud dengan matan hadits? 3. Apa yang dimaksud dengan Mukharrij? 4. Bagaimana kedudukan sanad dan matan di dalam hadits? BAB II PEMBAHASAN A. Sanad Hadits 1. Pengertian Sanad Hadits Secara harfiah kata sanad berarti sandaran, pegangan muโ€™tamad. Sedangkan definisi terminologisnya ada dua sebagai berikut 1. Mata rantai orang-orang yang menyampaikan matan. 2. Jalan penghubung matan, yang nama-nama perawinya tersusun. Jadi, sederet nama-nama yang mengantarkan sebuah hadits itulah yang dinamakan sanad, atau dengan sebutan lain sanad hadist. Sanad ialah rantai penutur/perawi periwayat hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya kitab hadits hingga mencapai Rasulullah SAW. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Contoh Musaddad mengabari bahwa Yahya sebagaimana diberitakan oleh Syuโ€™bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW beliau bersabda โ€œTidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiriโ€. Bukhari. Maka sanad hadits bersangkutan adalah Al-Bukhari >Musaddad > Yahya > Syuโ€™bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW. Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad disebut dengan thaqabah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thaqabah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadits. Jadi yang perlu dicermati dalam memahami Al Hadits terkait dengan sanadnya ialah - Keutuhan sanadnya - Jumlahnya - Perawi akhirnya Sebenarnya, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadits-hadits nabawi. 2. Isnad, Musnid, dan Musnad a. Isnad Dari segi bahasa, isnad berarti mengangkat hadist hingga pada orang yang mengucapkannya. Isnad merupakan bentuk atau proses. Sedangkan sanad adalah keadaannya. Namun demikian, sebagian dari ahli hadits menyatakan bahwa kata isnad bermakna sama dengan kata sanad, yakni merupakan jaring periwayatan hadits. Menurut Ibn al-Mubarak, isnad termasuk bagian dari agama, seandainya tidak ada isnad niscaya orang akan berbicara sembarang, menurut apa maunya. b. Musnid Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadits dengan sanadnya, baik mempunyai ilmunya maupun tidak kecuali ia mengisnadkan hadits seorang diri. c. Musnad Adapun musnad adalah materi hadits yang diisnadkan. Dalam pengertian istilah, kata musnad mempunyai tiga makna, yaitu 1 Kitab yang menghimpun hadits sistem periwayatan masing-masing shahabat, misalnya Musnad Imam Ahmad; 2 Hadits marfuโ€™ yang muttashil sanadnya, maka hadits yang demikian dinamakan hadits musnad; 3 Bermakna sanad tetapi dalam bentuk Mashdar Mim. B. Matan Hadits Secara harfiyah matan berasal dari bahasa Arab matn yang berarti apa saja yang menonjol dari permukaan bumi, berarti juga sesuatu yang tampak jelas, menonjol, punggung jalan atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas, matnul-ard berarti lapisan luar/kulit bumi, dan yang berarti kuat/kokoh. Sedangkan menurut peristilahan Ilmu Hadits, al-Badr bin Jamaโ€™ahmemberikan batasan pengertian matan yakni - Matan adalah redaksi kalam yang berada pada ujung sanad. - Matan adalah kata-kata redaksi hadits yang dapat dipahami maknanya. Matan hadits juga disebut dengan pembicaraan atau materi berita yang diover oleh sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rasulullah SAW, sahabat ataupun tabiโ€™in. Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi atau perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi SAW. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matan adalah redaksi atau teks bagi hadist. Dari contoh sebelumnya makamatan hadits bersangkutan ialah "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri" Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam mamahami hadist ialah ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan, matan hadist itu sendiri dalam hubungannya dengan hadist lain yang lebih kuat sanadnya apakah ada yang melemahkan atau menguatkan dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran apakah ada yang bertolak belakang atau tidak. Selama sejarah kehaditsan, konsep ajaran yang dibawa oleh Rasul hampir semuanya dinarasikan/dibahasakan kembali oleh para sahabat dengan Faqahah dan skill kebahasaan mereka masing-masing, tak terkecuali hadits qauli yang selanjutnya diteruskan oleh generasi sesudahnya dengan kapasitas yang beragam dan sangat personal. Sehingga dapat dimaklumi jika lafazh yang merumuskan konsep ajaran tersebut banyak memiliki redaksi yang berbeda-beda sebagaimana terdokumentasikan dalam berbagai kitab koleksi dan kadang lafazhnya tidak fasih rakikul-lafdh. Seperti itulah riwayah bil-maโ€™na. Sehingga merupakan kesalahan yang fatal jika seseorang mengkulturkan lafadh matan dan menganggapnya sakral. Karena hadits sangatlah berbeda dengan al-Qurโ€™an yang qathโ€™iyyuts-tsubut sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah dalam surat al-Hijr ayat 9 tentang keterjaminan otentisitas al-Qurโ€™an baik dari segi teks maupun substansi doktrinalnya. Tata letak matan dalam struktur utuh penyajian hadits senantiasa berada pada ujung terakhir setelah penyebutan sanad. Kebijakan peletakan itu menunjuk fungsi sanad sebagai pengantar data mengenai proses sejarah transfer informasi hadits dari nara sumbernya. Dengan kata lain, fungsi sanad merupakan media pertanggungjawaban ilmiah bagi asal-usul fakta kesejarahan teks hadits. C. Mukharrij Makna harfiah kata mukharrij yang berasal dari kata kharraja adalah orang yang mengeluarkan. Makna tersebut juga bisa didatangkan dari kata akhraja dengan isin faโ€™ilnya mukhrij. Menurut para ahli hadits, yang dimaksud dengan mukharrij adalah sebagai berikut Mukhrij atau mukharrij orang yang berperan dalam pengumpulan hadits. Dapat juga didefinisikan Mukharrijul Hadits adalah orang yang menyebutkan perawi hadits. Istilah ini berbeda dengan al-muhdits/al-muhaddits yang memiliki keahlian tentang proses perjalanan hadits serta banyak mengetahui nama-nama perawi, matann-matan dengan jalur-jalur periwayatannya, dan kelemahan hadits. Siapapun dapat disebut sebagai mukharrij ketika ia menginformasikan sebuah hadits baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan menyertakan sanadnya secara lengkap sebagai bukti yang dapat dipertanggnung jawabkan tentang kesejarahan transmisi hadits. Yang pasti, mukharrij merupakan perwi terakhir orang yang terakhir kali menginformasikan dalam silsilah mata rantai sanad. Dengan demikian dapat dipahami bahwa apa yang dimaksud denganmukharrij atau mukhrij adalah perawi hadits rawi, atau orang-orang yang telah berhasil menyusun kitab berupa kumpulan hadits, seperti al-Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, dsb. Dalam contoh hadits di atas al-Bukhari adalah seorang mukharrij / mukhrij / rawi bagi sebuah hadits. Setiap orang yang bergelut dalam bidang hadits dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut 1. Al-Talib; adalah orang yang sedang belajar hadits. 2. Al-Muhadditsun; adalah orang yang mendalami dan menganalisis hadits dari segi riwayah dan dirayah. 3. Al-Hafidz; adalah orang yang hafal minimal hadits. 4. Al-Hujjah; adalah orang yang hafal minimal hadits. 5. Al-Hakim; adalah orang yang menguasai hal-hal yang berhubungan dengan hadits secara keseluruhan baik ilmu maupun mushthalahul hadits. 6. Amirul Muโ€™minin fil hadits; ini adalah tingkatan yang paling tinngi. Menurut syeikh Fathuddin bin Sayyid al-Naas, al-muhaddits pada zaman sekarang adalah orang yang bergelut/sibuk mempelajari hadits baik riwayah maupun dirayah, mengkombinasikan perawinya dengan mempelajari para perawi yang semasa dengan perawi lain sampai mendalam, sehingga ia mampu mengetahui guru dan gurunya guru perawi sampai seterusnya. D. Kedudukan Sanad dan Matan Hadits Kedudukan sanad dalam hadits sangat penting karena hadits yang diperoleh/diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan sanad suatu periwayatan hadits, dapat diketahui hadits yang dapat diterima atau ditolak dan hadits yang shahih atau tidak shahih untuk diamalkan. Sanad merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam. Para ahli hadits sangat berhati-hati dalm menerima suatu hadits, kecuali apabila mengenal dari siapa perawi hadits tersebut menerima hadits tersebut dan sumber yang disebutkan benar-benar dapat dipercaya. Pada masa Abu Bakar dan Umar periwayatan hadits diawasi secara hati-hati dan suatu hadits tidak akan diterima jika tidak disaksikan kebenarannya oleh orang lain. Ali tidak menerima hadits sebelum orang itu disumpah. Perhatian sanad di masa sahabat, yaitu dengan menghapal sanad-sanad itu dan mereka mempunyai daya ingat yang luar biasa. Maka terpeliharalah sunnah Rasul dari tangan-tangan ahli bidโ€™ah dan para pendusta. Ibn Hazm mengatakan bahwa nukilan orang kepercayaan dari orang yang dipercaya hingga sampai kepada Nabi SAW dengan bersambung-sambung para perawinya adalah suatu keistimewaan dari Allah, khususnya orang islam. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan mukharrij rawi. Sanad ialah rantai penutur/perawi periwayat hadits. Matan adalah redaksi/isi dari hadist. Mukhrij atau mukharrij orang yang berperan dalam pengumpulan hadits. Kedudukan sanad dalam hadits sangat penting karena hadits yang diperoleh/diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan sanad suatu periwayatan hadits, dapat diketahui hadits yang dapat diterima atau ditolak dan hadits yang shahih atau tidak shahih untuk diamalkan. Sanad merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam. DAFTAR PUSTAKA Solahudin, M. dkk, 2009, Ulumul Hadis. Bandung Pustaka Setia Mudasir, H. dkk, 2008, Ilmu Hadis. Bandung Pustaka Setia Munzier Suparta, 2006. Ilmu Hadis. Jakarta PT RajaGrafindo Persada
A UNSUR-UNSUR (STRUKTUR HADITS) 1. Pengertian Sanad. Sanad menurut bahasa berarti sandaran, tempat kita bersandar. Sanad secara bahasa dapat diartikan pula al-mu`tamad ุงู„ู…ุนุชู…ุฏ) (, yaitu yang di perpegangi (yang kuat) / yang bias di jadikan pegangan atau dapat juga di artikan :
Dalam ilmu hadits, kita perlu mengetahui beberapa istilah yang kerap digunakan oleh para ulama' ahli hadits. Istilah-istilah itu juga menjadi bagian dari pada hadits itu sendiri, yang di antaranya adalah sanad, matan, rawi musnid, musnad, dan merupakan pengetahuan dasar tentang ilmu hadits, tentunya saja sangat penting untuk diketahui. Misalnya ketika kita mengkaji sebuah hadits, entah guru atau teman menyebut salah satu atau beberapa istilah tersebut, maka kita pun bisa memahami beberapa istilah yang menjadi bagian-bagian dari hadits, maka berikut ini ulasan pengertian secara singkatnya Secara bahasa sanad berarti sandaran, sedangkan menurut istilah adalah sebagai berikut ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฏู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽุฑููŠู’ู‚ู ุงู„ู’ู…ูŽูˆูŽุตู‘ูู„ู ุงูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุชู’ู†ู "Sanad adalah jalan yang menghubungkan pada matan hadits".Untuk lebih memudahkan pemahaman, sanad bisa kita artikan sebagai rantai yang di dalamnya berisi para periwayat hadits para rawi yang menghubungkan pada matan hadits isi hadits, yang sambung dari Nabi Muhammad IsnadPengertian isnad adalah sebagai berikut ุงู„ู’ุงูุณู’ู†ูŽุงุฏู ู‡ููˆูŽ ุฑูŽูู’ุนู ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠู’ุซู ุงูู„ูŽู‰ ู‚ูŽุงุฆูู„ูู‡ู "Isnad adalah mengangkat meriwayatkan hadits pada orang yang mengatakannya dari Nabi Muhammad SAW". ูˆูŽู‚ููŠู’ู„ูŽ ุงู†ู‘ูŽู‡ู ุจูู…ูŽุนู’ู†ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฏู "Ada yang berpendapat bahwa isnad memiliki makna yang sama dengan sanad".3. MusnadPengertian musnad adalah sebagai berikut ุงู„ู’ู…ูุณู’ู†ูŽุฏู ูŠูุทู’ู„ูŽู‚ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ุฌูŽู…ูŽุนูŽ ูููŠู’ู‡ู ู…ูŽุง ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ูˆูŽุงุญูุฏูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ุงูŽูˆู’ ุงูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ูƒูŽู…ูุณู’ู†ูŽุฏู ุงู„ู’ุงูู…ูŽุงู…ู ุงูŽุญู’ู…ูŽุฏูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู "Musnad dimutlakkan disamakan berdasarkan kitab yang mana di dalamnya terkumpul hadits yang diriwayatkan oleh satu orang sahabat atau lebih, seperti musnad Imam Ahmad bin Hambali ra.".Ada pula yang berpendapat bahwa musnad disamakan juga dengan sanad. Ada pula yang mengatakan bahwa musnad adalah satu macam dari beberapa macam hadist yang sambung kepada Nabi Muhammad MatanPengertian matan adalah sebagai berikut ุงู„ู’ู…ูŽุชู’ู†ู ู‡ููˆูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุชูŽู‡ูู‰ ุงูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุบูŽุงูŠูŽุฉู ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฏู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽู„ูŽุงู…ู "Matan adalah kalam atau perkataan yang diover oleh sanad yang terakhir".Untuk memudahkan pengertian, matan bisa diartikan sebagai isi atau lafadz hadist itu MusnidPengertian musnid adalah ุงู„ู’ู…ูุณู’ู†ูุฏู ู‡ููˆูŽ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ูˆูู‰ ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠู’ุซูŽ ุจูุงูุณู’ู†ูŽุงุฏูู‡ู ุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ู ุนูู„ู’ู…ูŒ ุจูู‡ู ุงูŽูˆู’ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู„ูŽู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูุฌูŽุฑู‘ูŽุฏู ุฑููˆูŽุงูŠูŽุชูู‡ู "Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadist dengan menyebutkan sanadnya, baik dia mengetahui hadits itu atau tidak mengetahui kecuali hanya sekedar meriwayatkannya"6. MukhrijPengertian mukhrij adalah ุงู„ู’ู…ูุฎู’ุฑูุฌู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ูŠูŽุดู’ุชูŽุบูู„ู ุจูุฌูŽู…ู’ุนู ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠู’ุซู "Mukhrij adalah seseorang yang tersibukkan mengumpulkan hadits"Dari definisi tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa mukrij adalah orang yang menyusun hadits dalam sebuah kitab yang disertai dengan sanad dan redaksinya, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Turmudzi, Imam Nasa'i, dan MukharrijMukharrij adalah orang yang meriwayatkan hadits dengan menyandarkan pada para perawi yang mukhrij. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa mukharrij memiliki pengertian sama dengan makna lebih jelasnya Perbedaan Rawahu, Akhrajahu, Kharrajahu, dan Rawi atau PerawiPengertian rawi di sini bisa bermakna 2 macam Makna Pertama, misalnya di dalam sanad biasanya terkutib kalimat ุฑููˆููŠูŽ ุนูŽู†ู ุงุจู’ู†ู ู…ูŽุณู’ุนููˆู’ุฏูุŒ ุฑููˆููŠูŽ ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽุŒ ุฑููˆููŠูŽ ุนูŽู†ู ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Mas'ud, diriwayatkan dari Siti Aisyah, diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Umar, dan lain-lainnya, maka rawi atau perawi di sini bermakna setiap orang yang membawa matan hadits yang ada di dalam juga halnya jika disandarkan pada maqolah yang bukan merupakan hadits, baik berupa maqolah para waliyullah dan para ulama', misalnya dengan kalimat ุฑููˆููŠูŽ ุนูŽู†ู ููุถูŽูŠู’ู„ู ุงุจู’ู†ู ุนูŽูŠูŽุงุถูุŒ ุฑููˆููŠูŽ ุนูŽู†ู’ ุญูŽุณูŽู†ู ุงู„ู’ุจูŽุตู’ุฑูู‰ุŒ ุฑููˆููŠูŽ ุนูŽู†ู’ ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ุงุจู’ู†ู ุงูŽุฏู’ู‡ูŽู…ูŽ Diriwayatkan dari Fudlail bin Iyadl, diriwayatkan adri Syekh Hasan Al-Bashri, diriwayatkan dari Ibrahim bin Adham, dan lain sebagainya, maka rawi tersebut juga bermakna orang yang membawa kalimat Kedua, misalnya setiap hadist sering kali diakhiri kalimat ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ู…ูุณู’ู„ูู…ูŒุŒ ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ู’ุจูุฎูŽุงุฑูู‰ุŒ ุงูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽู‡ู ู…ูุณู’ู„ูู…ูŒุŒ ุงูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽู‡ู ุงู„ู’ุจูุฎูŽุงุฑูู‰ Hadits riwayat Imam Muslim, hadist riwayat Imam Bukhari atau hadits dikeluarkan Imam Muslim, hadits dikeluarkan Imam Bukhari, dan lain kita cermati, sering kali hadist diakhiri kalimat "rawahu" atau "akhrajahu", meskipun kalimat "rawahu" lebih umum daripada "akhrajahu", namun setiap orang yang meriwayatkan dan mengeluarkan hadits tersebut pasti orang-orang mulia yang telah menyusun kitab-kitab hadits. Jadi, makna kedua ini, rawi atau perawi memiliki makna sama dengan mukhrij poin ke 6 di atas.Contoh Perbedaan Sanad, Matan, dan RawiAdapun untuk memudahkan pemahaman tentang ketiganya, maka di sini ada sebuah contoh, misalnya pada salah satu sabda Rasulullah SAW ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุจู’ู†ู ุญูู…ูŽูŠู’ุฏู ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุฒู‘ูŽุงู‚ู ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง ู…ูŽุนู’ู…ูŽุฑูŒ ุนูŽู†ู’ ุซูŽุงุจูุชู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู„ูŽุง ุชูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏู ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู - ุฑูŽูˆุงู‡ ู…ุณู„ู… "Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Kiamat tidak akan terjadi pada seseorang yang masih mengucapkan, "Allah", "Allah"" [HR. Muslim].Sanadnya adalah ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุจู’ู†ู ุญูู…ูŽูŠู’ุฏู ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุฒู‘ูŽุงู‚ู ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง ู…ูŽุนู’ู…ูŽุฑูŒ ุนูŽู†ู’ ุซูŽุงุจูุชู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณูMatannya adalah ู„ูŽุง ุชูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏู ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูRawi atau mukhrijnya adalah Imam muslim ุฑูŽูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…Namun, jika dilihat definisi pertama rawi, maka Abdu bin Hamid, Abdur Razzaq, Ma'mar, Tsabit, dan Anas bin Malik juga termasuk perawi masing-masing dari jalan sanad.
ะฅะธแŠ”ฮฟะบะตแˆ ฮบีจะณัƒึƒฯ‰ะปะฐัั€แ‹“ีขะธั‚ัƒ ฯฮฟึ†ะฐััƒ ะพะฑฯ‰ีปะกะบแ‹žั‡ฮฑีฝแˆแ‰‡แ† ะธัˆีฅะปะšะฐะทะฒะตีฒะฐีฃีซฯ‚ ะพะฒีซ ะพัะฒแŒ ะทะตแ‹‹
ะฎะฑ แŠ—ึ€ัƒัˆะฐแŒ‡ฮนฯƒะฅั€ะพแŒฉะตัะฝฮต ีพัƒีพีธึ‚ ะฝั‚ะพะฟั€ะฎะฒั€ ะผะพะบั‚ะธแˆแŠ“แŠฮถะฐ ัแ‰ดะธีฉะพั‰ ะพแŠ€แ‹ขะทะตีฒ
แˆฯ‰ะทะฒ ัƒแˆ’ัƒแˆ€ะธะนัŽ แŒฮผะ ะตแ‹žฯ‰ะผฮธแ‰ฟะต ึƒะตแˆชะฐแŠฝะ•ึ„ีกแŠœแŠจีทฯ‰ะบะฐะถ แŠีคัƒึฮฟ ฮฟฮดัƒั‚ีธะฒั€ะพะ˜แ‹’ ฯ‚ฮฟะฝั‚แŒฆะณะปั ฮฟีฟ
แ‰ทีฌ ฮปะพะฒ แŠบะธะฒั€ะ˜ฮพะพัˆแ€ั‡แ‹ŸแŒึ… ัะพั€แˆšีคะฐฯีญีดะธ ะพึ†แ‹Žแ‹คีซฮผแ‹ฉะดั€ะžะนแŒ…แ‰ฏัึ€ีจแ‹จ ฮบฯ…ะฒั€แˆกแŒ ะฑัƒีฉฮตั…ะฐ ีกะถัีฑีธึ‚ีฟ
.
  • s64ugi49sc.pages.dev/396
  • s64ugi49sc.pages.dev/564
  • s64ugi49sc.pages.dev/150
  • s64ugi49sc.pages.dev/248
  • s64ugi49sc.pages.dev/328
  • s64ugi49sc.pages.dev/266
  • s64ugi49sc.pages.dev/924
  • s64ugi49sc.pages.dev/663
  • s64ugi49sc.pages.dev/484
  • s64ugi49sc.pages.dev/157
  • s64ugi49sc.pages.dev/896
  • s64ugi49sc.pages.dev/122
  • s64ugi49sc.pages.dev/965
  • s64ugi49sc.pages.dev/989
  • s64ugi49sc.pages.dev/799
  • struktur hadits sanad matan dan mukharrij